Konvergensi Adalah : Konvergensi Media Menurut Para Ahli

Adalah.Co.Id – Secara umum, konvergensi media didefinisikan sebagai penggabungan media massa dengan teknologi digital yang muncul. Berbagai jenis media seperti majalah, surat kabar, radio, dan televisi digabungkan menjadi platform yang sama. Konvergensi media itu sendiri terkait dengan perkembangan teknologi, terutama transisi dari analog ke teknologi digital. Internet dengan platform berbeda telah menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat.

Konvergensi Media Menurut Para Ahli

Seiring dengan perkembangan jaman banyak penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi fenomena ini, khususnya yang berkaitan dengan konvergensi media. Definisi dan penjelasan konvergensi media telah disampaikan oleh para ahli. Sebelumnya para ahli telah menyarankan dampak dari media massa. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli terkenal tentang konvergensi media.

1. Konvergensi Media Menurut Henry Jenkins

Pada tahun 2006, Henry Jenkins mendefinisikan konvergensi media sebagai aliran konten di berbagai platform media, kolaborasi industri dengan media, dan aktivitas migrasi media. Fenomena ini disebabkan oleh munculnya teknologi digital dan media baru.

Keduanya memungkinkan publik untuk mengambil informasi pada berbagai platform secara bersamaan. Dia juga menjelaskan bahwa konvergensi media juga berarti kemampuan media untuk mengirim berbagai bentuk konten kepada publik. Misalnya, PC atau laptop sekarang dapat digunakan untuk mengambil informasi pesan, menonton film, mengirim email, suara, dan hal-hal lainnya.

Ini adalah contoh bagaimana media dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk pelaksanaan berbagai jenis konten informasi. Jenkins mengatakan bahwa konvergensi media terlalu banyak sejalan dengan perubahan teknologi dan gaya hidup manusia.

Informasi akan mengalir lebih cepat dan lebih fleksibel dengan konvergensi media. Berkat konvergensi teknologi perangkat dapat melakukan banyak hal seperti melakukan panggilan telepon, mengirim email, menonton video, membaca buku, dan banyak lagi. Konvergensi ini juga mempengaruhi ekonomi masyarakat itu sendiri.

2. Konvergensi Media Menurut Flaw

Seorang ahli bernama Flaw merumuskan teori untuk konvergensi media. Konvergensi media terdiri dari tiga isu penting: komputer dan teknologi informasi, jaringan komunikasi dan konten digital. Teori ini menjelaskan bahwa konvergensi media sangat erat terkait dengan perubahan industri, di mana industri menjadi lebih dinamis dan bergantung pada teknologi. Perubahan ini mungkin dalam bentuk perubahan pada media informasi, perubahan dalam cara Anda berkomunikasi, perubahan dalam media cetak, dan perubahan dalam penggunaan media digital.

Pelaku pasar akan melihat konvergensi media sebagai peluang untuk lebih mengembangkan produk mereka. Misalnya perusahaan hiburan akan mencoba mengintegrasikan berbagai jenis konten ke dalam produk dan layanan mereka. Misalnya perusahaan televisi dapat mengembangkan produk lain seperti radio, portal, situs web, video game, dan lainnya. Konvergensi media dan konvergensi teknologi dapat mengubah gaya hidup seseorang yang kemudian mengubah pola pikir para pelaku industri.

Konvergensi-Adalah

Latar Belakang Konvergensi

Teori konvergensi ini dikembangkan oleh William Lois Stern (1871-1936). Stern adalah salah satu pelopor psikologi modern dan perannya terletak pada kemampuannya untuk menyatukan teori-teori yang saling bertentangan untuk menjelaskan perilaku, antara aliran nativisme dan aliran empirisme. Ia dilahirkan pada tanggal 29 April 1871 di Berlin Jerman dan meninggal pada tanggal 27 Maret 1938 di Durham, California Utara Amerika Serikat.

Aliran konvergensi telah muncul karena perbedaan pendapat tentang dua faktor yang mempengaruhi perkembangan moralitas anak-anak, yaitu, warisan dan milliu. Pelajar, ahli biologi, psikolog, dan lainnya berpikir dan mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan Perkembangan manusia tergantung pada alam atau lingkungan? Dengan kata lain, dalam perkembangan generasi muda hingga dewasa yang berasal dari keturunan atau pengaruh lingkungan? kemudian dari dua faktor itu muncul tiga aliran yaitu:

1. Aliran Nativisme

Teori nativisme berasal dari kata natis, yang berarti “lahir.” Kelahiran, pembaruan. Teori nativisme menyatakan bahwa perkembangan ditentukan semata-mata oleh sifat sifat sejak lahir.
Atas dasar ini nativisme tidak dapat sepenuhnya diterima yang berarti bahwa teori ini tidak mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa dalam masyarakat.

2. Naturalisme

Naturalisme berasal dari bahasa latin dari kata nature artinya, alam, tabiat. Dan aliran ini adalah yang mempertanyakan pendidikan untuk perkembangannya sendiri karena dia dilahirkan dengan kecenderungan yang baik. Menurut Ngalim Purwanto aliran naturalisme pada dasarnya baik untuk semua anak (manusia) sejak lahir. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau pengaruhnya. Jika pengaruh pendidikan baik maka akan baik pula sikapnya. tetapi jika pengaruhnya buruk hasilnya juga akan buruk.

Pelopor aliran naturalisme adalah JJ Rousseu, seorang filsuf alami bangsa Prancis yang lahir antara 1712 sampai 1778. Ia berpendapat bahwa semua anak baik ketika mereka masih baru keluar dari tangan Sang Pencipta, tetapi semuanya rusak karena ulah tangan manusia. Karena itu Rousseau sebagai seorang pendidik menyarankan bahwa pendidikan alam berarti bahwa anak hendaklah dibiarkan tumbuh berkembang sendiri menurut alamnya manusia atau masyarakat jangan banyak menyampurinya.

3. Empirisme

Teori empirisme berasal secara empiris berarti pengalaman. Oleh karena itu teori ini memiliki maksud bahwa pengembangan tergantung secara eksklusif pada faktor lingkungan. Aliran empiris ini mengasumsikan bahwa anak yang baru lahir adalah seperti kertas bersih. Perkembangan anak baik atau buruknya ditentukan oleh faktor lingkungan, faktor bawaan tidak berpengaruh. Oleh karena itu lingkungan tempat tinggal anak merupakan faktor terpenting yang membentuk kepribadian anak.

Aliran empirisme ternyata tidak terbukti dalam artian aliran ini tidak bisa menjawab masalah yang muncul di masyarakat. hal ini di contohkan dalam kehidupan sehari-hari perlakuan dalam proses pendidikan yang kita ajarkan kepada murid satu kelas, dengan lingkungan yang sama tetapi tingkat pemahaman anak terhadap materi yang kita ajarkan itu berbeda-beda.

Munculnya Konvergensi Media Baru

Konvergensi media sudah tentu akan memberikan efek berupa munculnya media baru. Kita tahu sebelumnya bahwa pers memainkan peran penting dalam masyarakat sebagaimana disebut dalam teori pers. Media konvensional seperti surat kabar dan majalah tentu melihat peluang untuk mengembangkan bisnis mereka sejalan dengan evolusi teknologi digital. Para pemain di industri media melihat kehadiran mereka di dunia digital guna untuk meningkatkan bisnis mereka.

Konvergensi media memungkinkan integrasi ke dalam industri media dalam bentuk media cetak, media penyiaran, Internet / media digital. Integrasi ini dapat memberikan konten lebih cepat, lebih beragam, dan lebih dinamis.

Media konvensional kemudian menjadi media digital. Keragaman media ini menciptakan media baru. Banyak contoh konvergensi media termasuk Time, Liputan 6, Kompas, Media Indonesia, Trax FM dan banyak lainnya. Bagian ini akan dijelaskan secara lebih rinci di bagian selanjutnya.

Salah satu media baru dalam komunitas yang lebih luas adalah aplikasi di smartphone dan tablet. Misalnya aplikasi berita dapat memberikan aliran informasi yang lebih cepat kepada publik. Selain itu pemutar media didorong untuk bekerja lebih dinamis dan real time. Dengan akses mudah untuk masuk ke berita publik, tentu akan terus melakukan pembaruan berita yang lebih cepat seiring dengan perkembangan di lapangan. Ini sering disebut sebagai jurnalisme online. Jenis media online baru seringkali dapat menyampaikan pesan yang cepat tetapi tidak akurat. Karena tuntutan waktu, fungsi editor menjadi minim pada media baru ini.

Sekian artikel tentang konvergensi ini semoga bisa memberi manfaat bagi kita semua, Terimakasih.

Baca Juga Artikel Lainnya >>>